Rabu, 09 November 2016

MUI Diminta Bertanggung Jawab Atas Insiden Demo 04 Novermber Yang Lalu

MUI Diminta Bertanggung Jawab Atas Insiden Demo 04 Novermber Yang Lalu - Gejolak yang terjadi 04 November lalu membuat masyarakat tak lagi apresiatif terhadap lembaga fatwa MUI yang selama ini dinilai mampu memberikan kontribusi positif namun sebaliknya membuat situasi dan kondisi tidak kondusif. Karena demo 4 November yang seharus nya damai berubah menjadi demo yang anarkis.

Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
 Tokoh nasional Buya Syafii Maarif menilai fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan ucapan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merupakan penistaan terhadap Al-Qur'an dan ulama sangat gegabah dan tidak teliti. Akibat fatwa MUI tersebut, demo besar-besaran terjadi di Jakarta pada 4 November lalu yang akhirnya berujung ricuh.

"Semestinya lembaga seperti MUI mestilah menjaga martabatnya melalui fatwa-fatwa yang benar-benar dipertimbangkan secara jernih, cerdas, dan bertanggung jawab," ujar Buya dalam keterangan kepada awak media. Buya berpendapat, MUI harus bertanggung jawab terhadap insiden yang terjadi pada 4 November lalu. Pasalnya, akibat fatwa MUI, demo tersebut digelar. Terlebih gerakan demo itu mengatasnamakan MUI dalam kelompok Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI).

Selain itu, lanjut Buya, fatwa MUI yang gegabah itu telah diboncengi berbagai pihak di antaranya kelompok garis keras yang mendapatkan amunisi untuk tujuan tertentu dan beberapa politisi yang semata-mata berambisi mendapatkan keuntungan politik kekuasaan di Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017 mendatang. "Apakah kita mau mengorbankan kepentingan bangsa dan negara itu akibat fatwa yang tidak cermat itu? Atau apakah seorang Ahok begitu ditakuti di negeri ini, sehingga harus dilawan dengan demo besar-besaran? Jangan jadi manusia dan bangsa kerdil!" tegas Buya.

Buya dengan tegas mengatakan fatwa MUI tidak teliti dan gegabah sebab dirinya telah membaca secara utuh pernyataan Ahok pada 27 September 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ahok mengatakan agar 'jangan percaya sama orang…karena dibohongin pakai surat Al-Maidah 51'. Dari ucapan itu, Buya yakin bahwa Ahok sama sekali tidak mengatakan bahwa surat al-Maidah 51 bohong. Pasalnya.

Ahok hanya mengkritik orang-orang yang menggunakan ayat itu untuk membohongi masyarakat agar tidak memilih dirinya. Jika ada orang yang menilai Ahok menista Al-Qur'an dan Ulama, Buya menganggap orang tersebut sedang tidak stabil. - MUI Diminta Bertanggung Jawab Atas Insiden Demo 04 Novermber Yang Lalu

0 komentar:

Posting Komentar